Halaman Depan
Fakta
Cerita
Foto-foto
Pencegahan
Persiapan Diri
Keluarga
Bibliografi
Kata Mutiara
Links
Network
Download Ringkasan
->Terbaru Kini
Hak Cipta © Copyright 2023
Bayi-Anencephaly.info
|
Senin, 01/03/2010 17:40 WIB
Bayi Tanpa Batok Kepala Lahir di Lubukbasung
Bayi berjenis kelamin perempuan, dengan berat badan empat kg dan panjang 52 cm, lahir tanpa memiliki batok kepala di Rumah Sakit Ibu dan Anak Riski Bunda, Lubukbasung, Minggu (28/2).
Informasi yang dihimpun antara-sumbar.com, Senin (1/3), bayi tanpa batok kepala itu adalah anak dari pasangan Sumarni (24) dan Noviendri (25), warga Lapau Kongsi Jorong Bayo Kanagarian Lubukbasung Kecamatan Lubukbasung Kabupaten Agam.
Sampai berita ini dinaikkan bayi tersebut berada dalam keadaan sehat dan masih dirawat di ruangan inkubator.
Spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Riski Bunda, dr Aladin, Sp. OG, membenarkan kondisi bayi dalam keadaan sehat dan seperti bayi yang telah tiga bulan.
Dia menambahkan, bayi tersebut dilahirkan melalui operasi cesar, karena badanya terlalu besar. Bukan itu saja, pihak dokter yang menangani operasi, sudah mengetahui bahwa kepala bayi itu tidak mempunyai batok.
Terkait kondisi bayi tersebut, dia mengatakan, ini merupakan kekurangan dari asam polat oleh ibu hamil dan setiap ibu hamil harus membutuhkan asam polat sekitar 800 mikro gram setiap harinya.
Selain itu, orang tua juga tidak memeriksakan kehamilan ketika mereka hamil. Untuk ibu hamil, mereka harus di USG sebanyak empat kali supaya kondisi kehamilan diketahui.
"Pada kehamilan tiga bulan, lima bulan dan pada hamilan sembilan bulan, ibu hamil harus diwajibkan untuk memperiksakan kehamilannya," imbuhnya.
Dia menambahkan, kasus ini merupakan yang ke empat kalinya semenjak tahun 2004 hinga sekarang. Namun dari kasus tersebut, usia dari bayi hanya bertahan selama dua minggu. (ari/tdy)
Rabu, 20-05-2009
Bayi Tanpa Batok Kepala Lahir di RS Arga Makmur
Petugas medis yang melakukan persalinan pun sempat kaget saat melihat kondisi putra kedua pasangan Jayal (37) dan Nafsia. Karena terlahir abnormal ini, tim medis langsung memindahkan bayi mendapat perawatan khusus di ruang bangsal anak pada pukul 16.10 WIB dihari yang sama.
Dari pantauan RB, pernafasan bayi ini dibantu dengan infus. Sementara di ubun-ubun kepalanya terlihat selaput otak berwarna merah. Bayi ini tidak memiliki tulang atau batok kepala yang membungkus otak. Namun atas kuasa Tuhan, meski kondisi bayi terlahir di luar kebiasaan hingga berita ini diturunkan bayi masih bernafas.
Kepada koran ini, diterangkan dr, Nur Suryawan, SPA dalam istilah medis bayi tanpa batok kepala (Encephalocele), bisa disebabkan karena bawaan dari keluarga atau orang tua bayi serta infeksi bahan kimia. Selain itu, bisa disebabkan faktor obat-obatan atau jamu-jamuan yang dikonsumsi dari sang ibu juga bisa menyebabkan bayi terlahir tanpa tempurung kepala.
Secara ilmu kedokteran, cukup sulit mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Karena otaknya hanya dilapisi selaput otak, tanpa ada tulang di kepala. Tapi kalau Tuhan berkehendak lain, kita pun tidak ada yang tahu, ujar dr Nur.
Terlihat tarikan nafas dari bayi Encephalocele masih secara perlahan. Berada di box khusus, perawatan bayi dengan menggunakan infus secara periodik terus mendapat pengawasan dari tim medis. Dengan mengisolasi bayi di ruang khusus yang steril, pengunjung yang masuk pun tidak sembarang mendapat izin masuk dari tim medis.
Untuk melakukan operasi, pihak RS mengaku tidak bisa melakukannya. Hal ini disebabkan usia bayi yang masih dalam hitungan hari. Untuk melakukan operasi, lanjut dr Nur setidaknya usia bayi telah beranjak menuju 3 bulan. Kalau sekarang, sangat riskan untuk melakukan operasi. Salah-salah, bisa berakibat lebih fatal, tutur Dr Nur.
Soal biaya? Disinggung soal biaya, apalagi bayi terlahir dari pasangan kurang mampu pihak rumah sakit mengaku tidak mempersoalkannya. Hal ini disebabkan, orang tua bayi merupakan pemegang Jamkesmas. Tidak ada biaya yang dikeluarkan dari pemegang Jamkesmas, tandasnya.
Selasa 03-02-2009
Perhatikan Asupan Bergizi bagi Ibu Hamil
Jakarta, Kompas - Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi makanan atau minuman yang mendukung kebutuhan gizinya, bahkan sejak merencanakan kehamilan. Sebab, asupan bergizi meningkatkan status kesehatan ibu dan janin, serta mengurangi risiko kecacatan pada janin. ”Asupan nutrisi pada ibu hamil memperbesar keberhasilan menyusui, mengurangi komplikasi, memperkecil risiko sakit dan kematian ibu, mengurangi risiko berkurangnya cadangan gizi ibu, serta memperkecil risiko bayi prematur,” kata Ketua Unit Perinatal Risiko Tinggi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto dr Judi Januadi Endjun SpOG, Jumat (30/1) di Jakarta.
”Yang harus dibatasi dan dihindari adalah makanan dengan kadar lemak dan gula tinggi, vitamin A dosis tinggi, kafein, serta alkohol,” ujarnya. Konsumsi vitamin A dosis tinggi mengakibatkan cacat pada janin (teratogenik), kafein berlebihan meningkatkan risiko abortus, dan alkohol bisa merusak saraf janin.
Ibu hamil juga butuh 600 mikrogram folat per hari. Kekurangan folat bisa mengakibatkan ibu hamil terkena anemia megaloblastik dan preeklamsia (keracunan kehamilan), sedangkan pada bayi bisa mengalami bibir sumbing, berat badan lahir rendah, meninggal dalam kandungan, down syndrome, dan neural tube defects/NTD atau cacat otak dan saraf tulang belakang.
Sumber alami folat adalah hati sapi, ginjal sapi, kacang-kacangan, sayuran hijau, terutama bayam, daun kacang dan daun selada, buah-buahan segar, serta makanan yang diperkaya dengan folat.
Manajer Nutrisi Medik PT Fonterra Brands Indonesia dr Tria Rosemiarti menyatakan bahwa suplementasi folat penting bagi ibu hamil. Konsumsi susu yang difortifikasi asam folat secara teratur juga meningkatkan kadar folat sel darah merah dan folat plasma.
<< Kembali
|